Resmikan Fasdiklat PPMPP : Pencitraan baru SBY

Fasilitas Pendidikandan Pelatihan (Fasdiklat) Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) yang diresmikan presiden perlu di pertanyakan. Bahkan tidak salah bila ada kecurigaan itu bagian dari pencitraan.

Menurut pengamat politik UI Ibramsjah, “Bagaimana mungkin SBY membentuk PMPP kalau di dalam negeri sendiri penuh dengan konflik seperti konflik Mesuji, Papua, Ambon dan berbagai daerah lain yang belum terselesaikan”.

Menilai ironis langka SBY yang meresmikan PPMPP tersebut. Karena dengan peresmian PMPP itu seakan-akan Indonesia, khususnya SBY telah berhasil menciptakan perdamaian. Padahal di negeri sendiri ada berbagai kasus sosial yang belum tuntah. Ini merupakan bentuk pencintraan toh…..

SBY meresmikan Fasdiklat PMPP di Bukit Merah Putih, Citereup, Sentul,Bogor, Senin, 19 Desember 2011. Lokasinya di areal seluas sekitar 260 hektar dilengkapi, Pusat Pelatihan Penanggulangan Terorisme, Pusat Pelatian Penanggulangan Bencana, Pusat Pelatihan Bahasa, dan Markas Pasukan Siaga TNI.

PENTING..!!
Fasdiklat ini terbesar di Asia Tenggara untuk fasilitas sejenis yang menjadikan pusat pendidikan bagi prajurit TNI yang akan bertugas sebagai pasukan perdamaian PBB.

“Tugas pemeliharaan perdamaian penting karena konstitusi kita mengamanahkan ikut dalam melaksanakan ketertiban dunia,” kata SBY dalam sambutannya.

Kepala Negara mengatakan, situasi keamanan dan perdamaian dunia hingga saat ini belum baik, sehingga pemeliharaan perdamaian internasional2 adalah tugas indonesia.

“Kita ingin membekali dan meningkatkan kemampuan dan pengalaman TNI, dan dalam batas tertentu Polri, untuk tugas-tugas pemeliharaan perdamaian ini.”

Sumber : Poskota. Selasa, 20 Desember 2011

_____________
Ya, sungguh ironis bukan? Dimana negeri kita sendiri sedang kacau dengan segudang persoalan pelanggaran HAM dan konflik berkepanjangan di berbagai daerah. Namun, SBY sendiri sangat lelet mengatasi masalah ini di negeri nya. Ia lebih mementingkan pencitraannya di kancah internasional. Yah…yah..yah memang realita yang harus di telan pahit-pahit oleh saya. Sebagaimana menjadi seorang rakyat sosial di bumi ibu pertiwi ini, yang akan selalu mengamati dan mengkritik pemerintahan negeri ini yang kacau.

Tinggalkan komentar